Senin, 10 Mei 2010

Dance of Terror - The Dance of The Damned. Blood Between The Tragedy of War



Kehidupan mengalir degan lembut dengan iringan nada-nada merdu yang berguman ditengah malam. Rasa takut dan gelisah menjadi bagian bahwa disana ada harapan yang masih tersisa ditengah tangisan peperangan. Jika hari esok saya tidak ada, ijinkan saya menginjakkan tanah ini lagi, menjadi bagian dari angin yang berhembus. dengan harapan walau kemudian aku akan menjadi mereka yang akan di gunjing disetiap malam didalam ketakutan..

Sepotong harapan untuk kehidupan yang mengalun pelan dalam darahku,
Dalam nyawaku, dalam anganku dan dalam perhelataanku..Menanti dan berbisik dengan kematian..


MY LAST HOPE....

Bolehkah aku meminta sesuatu padaMu Tuhan?
Sebelum aku menjadi tiada…
Sebelum aku menjadi kala diantara baris kata yang akan terhapus dunia?
Ijinkan aku bermimpi, merenguh harapan yang kuukir dengan darahku setiap waktu.
Menjelang ketiadaanku, menjelang hari akhirku atau menjelang hari patriotku pada bangsaku yang terhempas kehampaan dan keserakahan manusia
Bolehkah aku menemukan citacitaku?
Bolehkan bertamu ke masa depanku
Yang meski kemudian akan hilang atau mungkin hanya akan mampu ku kenang?
Aku menginginkan asa karena itu alasan aku hari ini ada
Aku menginginkan itu nafas kemerdekaan karena itu harta benda yang ku punya dari sekumpulan manusia yang teraniaya…
Tuhan kau ada
Maka asaku akan tetap ada
Walaupun aku pergi
Walau kemudian ku lenyap bagai pasirmu yang tak berdaya…



Jaman baru telah bergulir
masa yang kelabu mengukir terang dalam perjalanan
mengabarkan asa dan harapan yang memupus
dengan keberadaan kursi-kursi dewa
Sang pencabut nyawa.

Aku berdiri diantara nisan yang membeku
melantunkan syair orang-orang tak berbentuk
yang menjadi bahan tertawaan langit.
“Kami berkabung, tak tahukah kau itu?”

Desiran pasir mengabarkan kabar gembira
padanya yang bagai baja
berjalan diantara kegelapan
Sang malaikat yang enggan menyapa
dan memberikan senter kebahagiaannya

Senyuman mengambang diantara air yang
enggan menyapa sang surya
di sana tercetak nama mereka-mereka
yang telah terlantar oleh dunia..
oleh kegentiran dan tirani
yang bahkan dengan seogok daging dan
darah tak akan pernah mengaburkan
dendam yang telah terukir
di dasar air.

0 komentar:

free counters